Orang-orang yang Membawa Kepalanya
Kepala-kepala mereka tercecer
di aspal
di kantor
di pusat belanja
di sudut taman kota
di rumah mertua
di gerbong kereta
di angkutan umum
Terkadang mereka berseteru
dengan kepala-kepalanya sendiri
takada gaduh pun baku hantam
takada ceceran darah tertumpah
hanya senut-senut
memikir hal babaliut
terkadang kepala mereka
dijangkiti kram otak
butek sebutek air sungai nan keruh
sumpek sesumpek rumah yang
disesaki perabot saling berhimpit
pengap sepengap ruang
yang tak dialiri sirkulasi udara
dan yang tak disambangi
hangat mentari suam-suam kuku
Kepala-kepala mereka
terus mengelinding
di waktu yang terus berlarian
amat cepat dengan langkah seribu
namun masih kalah dengan
waktu yang terus laju
menebas batang leher usia
hingga hela nafas habis
Mereka membawa
kepala-kepalanya yang
sebesar ukuran kelapa
dengan seonggok benda lunak
pusat inti segala gerak dan pikir
yang sesekali waktu diremas
dan dicekik stress
lantaran dihantam
badai poblematika tak surut
hingga kening mereka berkerut
Membuat mereka ingin lepaskan kepalanya
H 3 R 4
Jakarta, 06/12/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H