Sebatang Puntung
Aku tak ubahnya
sebatang puntung rokok
terkapar di atas ceruk asbak
berkawan remah debu
serta sisa-sisa bara
menghitam dan padam
Takada yang mencolek
selepas puas disesap
lantas terhempas
dengan semena-mena
membekaskan kepulan
tipis di pelipis sepi
Mereka kerap
menjamah tubuh
usir sesak di jiwa yang
menggunung dan serasa ingin
muntahkan dan enyahkan
bersama lekuk asap
Aku rindu berada sela jemari
menjepit tubuh sesuka hati
berbicara sendiri atau sekedar
menghela nafas yang serasa berat
namun jauh lebih berat beban hidup
Yang mereka pikul
hari demi hari mereka
mencangkul resah hati
menggali lahat sepi yang
lamat-lamat kian dalam
Hingga terperosok sendiri
dalam galian hampa
berkarib ribuan sunyi
mengoyak taring senyap
yang menjalin jaring
Layaknya seekor laba-laba
H 3 R 4
Jakarta, 26/11/2022