Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencangkul Harapan di Pundak Bapak Menampung Gerimis di Mata Ibu

13 November 2022   22:18 Diperbarui: 13 November 2022   22:31 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kakek indonesia orangtua @pixabay.com

Mencangkul Harapan di Pundak Bapak
Menampung Gerimis di Mata Ibu

Mencangkul harapan di pundak bapak
ujung pacul terantuk bebatuan
pahit kenyataan serta ditumbuhi
semak belukar getir diarit
namun tumbuh lagi dan lagi

Namun sekeras apa pun
sebidang tanah garapan
tempat benih-benih mimpi
kelak disemai pada lubangnya
hingga berkecambah dan berbuah

Tak jemu mencangkul harapan
kendati tak jarang memanen kegagalan
namun sejatinya tetap ayunkan cangkul
meski remuk redam bak dihantam godam
walau perah tenaga serta isi kepala

Tak sadar Gerimis tipis di mata ibu
serupa jarum-jarum waktu
kutampung dalam satu wadah
berharap tak meluber ke tanah terlebih
tumpah meruah buat mata ibu basah

Gerimis kerap ibu seka
dengan sehelai saputangan
selimuti tapak lengan
dari basah hingga kering kembali
hingga kristal menggantung

Di ujung helai bulu mata
bening yang berglayut bak lentera
acap kali pecah tanpa disengaja
lantas musnah meresap ke pori
lelehan rasa haru-biru seorang ibu

Mencangkul harapan di pundak bapak
menampung gerimis halus sehalus
tutur kata ibu penuh petuah bijak
dan pundak bapak adalah tanah pengharapan tempat benih kutanam

H 3 R 4
Jakarta, 13/11/2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun