Mencangkul Harapan di Pundak Bapak
Menampung Gerimis di Mata Ibu
Mencangkul harapan di pundak bapak
ujung pacul terantuk bebatuan
pahit kenyataan serta ditumbuhi
semak belukar getir diarit
namun tumbuh lagi dan lagi
Namun sekeras apa pun
sebidang tanah garapan
tempat benih-benih mimpi
kelak disemai pada lubangnya
hingga berkecambah dan berbuah
Tak jemu mencangkul harapan
kendati tak jarang memanen kegagalan
namun sejatinya tetap ayunkan cangkul
meski remuk redam bak dihantam godam
walau perah tenaga serta isi kepala
Tak sadar Gerimis tipis di mata ibu
serupa jarum-jarum waktu
kutampung dalam satu wadah
berharap tak meluber ke tanah terlebih
tumpah meruah buat mata ibu basah
Gerimis kerap ibu seka
dengan sehelai saputangan
selimuti tapak lengan
dari basah hingga kering kembali
hingga kristal menggantung
Di ujung helai bulu mata
bening yang berglayut bak lentera
acap kali pecah tanpa disengaja
lantas musnah meresap ke pori
lelehan rasa haru-biru seorang ibu
Mencangkul harapan di pundak bapak
menampung gerimis halus sehalus
tutur kata ibu penuh petuah bijak
dan pundak bapak adalah tanah pengharapan tempat benih kutanam
H 3 R 4
Jakarta, 13/11/2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI