Ketika Mataku Menyulam Sendu
Seutas benang-benang sendu
kupntal dan kurajut dengan jemari jiwa
hingga menjadi selembar pakaian nan indah
Berpayet rindu di jelujur
serta di setiap lipatan rasa dan
tak sadar mataku menganyam sendu
Ada yang hampiri benak
seperti mengajak dan menggamit
lengan sukma tanpa perlu pamit pada nyata
Mengajak menjejak semesta
menyaksi gumpalan payoda melukis
parasmu nan rupawan di atas tubuh awan
Aku pun belingsatan
terperanjat di sela angan liar
khayalkanmu hingga langit ke tujuh
Namun aku takut terjatuh
dari kursi angan yang kududuki
sebab terlanjur merasa amat nyaman
Dan lagi-lagi netraku
memintal sendu mendu layaknya
barisan awan kelabu mengayam pilu
Di balkon rumahku
kuhadirkan bayangmu di situ
merengkuh tubuh angan sedemikian erat
H 3 R 4
Cikarang/06/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H