Aku Meraihmu Saat Kau Terjerembab di Comberan
Aku meraih lenganmu
tatkala kau terjerembab
di genangan comberan
berlumpur pekat dan
beraroma menjijikan
Aku memapahmu
ketika kau kepayahan
mengambil sebagian beban
tersampir di pundak agar
kau dapat rasakan ringan
Aku yang abai
pada suara-suara
bernada sumbang
buat telinga pengang bak
dipukul hingga terjengkang
Aku yang menuntunmu
saat kau berada di jalan buntu
menempuh hal keliru
kehilangan arah dan tujuan
gamang di persimpangan
Aku yang tutup telinga
dan dengar bisik nurani
serta tetap merajut
sehelai demi sehelai
benang-benang sabar
Aku yang selalu ada dan
tak sejengkal meninggalkanmu
meski kau tengah terjungkal
dan mereka terpingkal-pingkal
menyaksi kau merangkak
Dan coba keluar
serta loloskan diri dari
kuat cengkraman gagal
yang buat nafas hidup
serasa tersengal-sengal
Aku yang selalu ada untukmu
H 3 R 4
Jakarta, 31/10/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H