Wajah Kesedihan
Wajah kesedihan
terpampang nyata
melumuri cat dinding kusam
nyala sebatang lilin yang
apinya meliuk di ujung sumbu
dan di atas ranjang kayu
dalam gesek derit pilu
bait-bait doa pun sepertinya
menjadi.selembar selimut
hangati tubuh ringkih si sakit
selepas mengerang rasakan dan
akrabi penderitaan layaknya
kemarau panjang yang
tak kunjung dibasuh air hujan
dan doa-doa sepertinya
tengah bertarung sengit
di ketinggian langit harap
di dalam dada bersemayam
bertumpuk harap kian
menggunung namun semoga
harap tak terantuk dan terjungkal
berakibat buat sepasang netra
pecahkan kristal bening
lelaki itu selalu saja setia
duduk di sisi ranjang dengan
kening tersungkur berbantal lengan
dan tak jemu
doa-doa pun dihembuskan
semoga menjadi helai nafas hidup
dan menjadi akhir membahagiakan
terbangun dari lelap derita
H 3 R 4
Cikarang, 23/10/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H