Ketika Lengan Sunyi Mencekik dan Nurani Tercabik
Kala jemariku beradu
menggesek ujung senar gitar itu
denting berlagu rintih pilu
memanggil namamu
dalam helai rindu yang jadi
udara bagi nafasku
kuhembuskan setiap waktu
dan dibawa angin lalu
berharap kau dengar
denting bening di antara
petikan dawaiku
Kau adalah nada-nadaku
yang kerap kucumbu
tatkala sepi memenjara jiwa
dan ketika lengan sunyi leluasa
menjamah tubuh kesepianku
kau adalah syair-syair rindu
yang tak pernah sumbang
meski tatkala memetiknya
nuraniku mengerang
kau adalah lagu terindah
di antara lirik terkadang
merupa sebilah badik
Kau kerap kupetik
ketika lengan sunyi
serasa kuat mencekik
tatkala rasa hati tercabik
denting menggema
menggedor tubir sepi
sekerat sukma hadirkan
bara mentari nelangsa
mengoyak-ngoyak jiwa
aku seakan tenggelam
di lautan sepi bersama
syair-syairku yang
tak pernah mati
H 3 R 4
Jakarta, 17/10/2022