Tanpa suara tanpa sepatah kata
hanya rintih pedih menikam ulu hati
di atas jiwa raga remuk redam
Terkapar di hamparan amarah
kecewa dan rasa tak terima meronta
mata berlumur benci hingga ubun di kepala
Mawar yang selama ini kerap dijaga
dari tangan bersimbah debu
dibentengi tinggi kekhwatiran
Ternyata dimangsa buas layaknya
sepiring hidangan menggugah selera
di atas meja kenyataan
Tanpa sejumput rasa bersalah
tanpa sekerat iba lalu leluasa
mencampak raga terkulai
Sejak saat itu setitik noda terpahat
Mawar hanya dapat menggigit
ujung bibir di sela hatinya teramat sakit
H 3 R 4
Jakarta, 12/10/2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!