Ah Sial... Lagi-lagi Kau Menguntitku
Kurasakan sunyi
di tengah keramaian
menatap pengunjung
kedai kopi lalulalang
lamunanku jalang
Ah sial...
lagi-lagi kau menguntitku
hingga ke dalam benak
mengoyak-ngoyak
tubuh angan hingga terkapar
di tepian waktu
di pesisir rindu
Yang desirnya
acapkali bergemuruh
menabuh gema pada
tebing-tebing curam senyapku
bayangmu menyelinap
bersama hampa kusesap
Sepotong tubuh sepi
terbujur dihadapanku
aku bergeming selepas
belati sepi memutus
denyut nadi sukacitaku
menggores dalam sesayat
luka menganga tak jua
direkatkan oleh masa
Aku berjalan tertatih
di atas bentala
genggam luka terburai
dan tak jemu
berkelahi dengan waktu
bertaruh sehelai nyawa rasaku
kau adalah kemenanganku
pialang keabadian
yang tak kunjung kugenggam
H 3 R 4
Jakarta, 05/10/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H