Setangkup Luka
Kau genggam kuntum-kuntum harapmu yang tercabik, kuku-kuku waktu buatmu dipaksa rasakan ngilu. Pada sekujur rasa di tubuh sukma.
Kusut masai di hari-harimu cenderung meramu warna hitam, sehitam kerudung belangsungkawa. Buat sepasang netra atma seakan sembab.
Setangkup luka kau genggam di atas pedih menindih, sesakan sekerat nurani. Tetesi getih di atas kelopak rasa merajut nyeri dalam tertegun.
Kelabu atap serta dinding ruang jiwamu kau kuyah pilu di antara beku rasamu, di lunglai hasratmu. Seperti terampas sehingga amat jauh terhempas.
Setangkup luka kau genggam di sela rasa terhenyak dan terdiam, buatmu memangku anak-anak dendam yang berkecamuk bak seutas cambuk.
Pada nanar terpahat di indra kau bunuh rasa tanpa belas kasihan, dan kau pendam dalam kubur hati bernisan sepi terpatri di pusara rasamu.
H 3 R 4
Jakarta, 27/09/2022