Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sehelai Jiwa nan Lembut

18 Agustus 2022   13:08 Diperbarui: 18 Agustus 2022   13:15 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : hunaninterest@pinterest.com

Sehelai Jiwa nan Lembut

Masih terasa lembut kala jemari ibu
menyeka hangat air mata yang
meleleh di pipi dengan ujung
tapak lengannya hingga
perlahan mengering
diusap dengan
amat tulus

Tatkala merengek minta dibelikan
permen sedang sejumput rasa
manis hanyalah terletak
tepat di ujung sehelai
indra pengecap
bernama
lidah

Sedang gulali hidup tak ibu kecap
yang ada hanyalah rasa pahit
lebih pahit dari empedu
atau seduhan jamu
diracik si mbok
penjaja jamu
gendong

Ibu sang penghibur sejati ketika
rengekan demi rengekan nan
serasa bising buat pening
ia tetap tak bergeming
gengam erat sabar
di antara sentuh
elusan kasih

Ibu selalu begitu dari waktu ke waktu
merengkuh jiwa nan cengeng
mendaratkan tapak lengan
hamparkan selembar
selimut tentram
buat jiwa pun
nyaman

Ibarat sungai ibu ialah genangan
ketenangan tempat leluasa
benamkan isak tangis
hingga terbawa
hanyut nun
jauh lalu
sirna

H 3 R 4
Jakarta, 18/08/2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun