Tersungkur di Ujung Sangkur
Deru nafas terengah
lelah membuncah
lorong gelap nan pengap
peluh mengucur deras
seperti tenggelam
dan berkubang dalam
asin keringat sendiri
kuat aroma ketakutan
mengendus dan membaui
ruh kengerian bergentayangan
momok yang menakutkan
serasa mencekik
batang leher kehidupan
ngeri mencekam seakan
merupa runcing
gerigi-gerigi gergaji
yang sedianya menghabisi
aku berlari dan terus berlari
tergopoh-gopoh
lorong-lorong gelap
buat terkesiap
dan aku pun tersungkur
di ujung sangkur
kian jauh tersesat
di koridor senyap
H 3 R 4
Jakarta, 12/08/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H