Permata Bening Pecah di Tanah Kesendirian
Hujan pecah di tanah kesendirian
mencipta gaduh irama serta
hempaskan bening kaca hening
diikuti senandung kodok bangkong
melengking teramat nyaring
Syahdu orkestra hujan di atas
mulus punggung payung hitam
mengundang hewan melata
menyembulkan kepala layaknya
kecambah keluar dari pori bumi
Lantas melonjak-lonjak kegirangan
menyambut rintik menitik
layaknya sekawanan jentik
terjun bebas menukik disertai pekik
tercurah dari telaga Bumantara
Merupa jarum-jarum air
merajah bentala semena-mena
merobek kemarau panjang
pecahkan hujan dari atap semesta
menyeduh basah sebasah
Genangan kenangan memercik
seiris hati yang terlunta dan
kian menenggelamkan bahtera rasa
hingga karam dan binasa menjadi
sebujur bangkai merupa fosil pubakala
Dalam hujan yang selalu pecah
di tanah lapang kesendirian
netra berderai menyublim permata
cacat dan tak utuh seperti sediakala
kala hati tak ditebas pedang kecewa
Hujan pecah di mataku
serpihannya tajam lukai tubuh rasaku
alirkan kesedihan menganaksungai
dan disana terdapat jeram-jeram liar
dalam sepasang sorot mata nanar
H 3 R 4
Jakarta, 09/08/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H