Tatkala Mata Kita Bertabrakan
Tatkala mata kita bertabrakan
dan jemari angin
buat helai rambutmu berantakan
kita saling terdiam
sementara jauh di dalam dada kita
dilanda hura-hara
bergemuruh tak karuan menahan
berjuta debaran
dari gelombang rasa yang pasang
Tatap matamu laksana lautan yang
diam menghanyutkan
kutenggelam tak kuasa berenang
muncul ke permukaan
terlebih menggapai tepian di antara
kayuh kedua lengan
lalu kubiarkan saja raga terhempas
serta rebah di atas
bongkah karang-karang pengharapan
Aku dengar kau tergelak di antara
debur ombak beriak
lantas terdampar di sela kepak camar
tolong jangan sampai
kau buat sukmaku memar di rasamu
padaku yang samar
bulir-bulir pasir seakan lirih berbisik
desau angin mengusik
mengajak lamunan jauh menelisik
Matamu mampu mengobrak-ngabrik
di tengah hening
tanpa berisik diam lantas memanah
pas tepat ulu hati
tak berapa lama aku tersungkur
menggenggam rindu
yang berharap tak menguap menjadi
remah-remah debu
terbenam dan terinjak kaki waktu
H 3 R 4
Jakarta, 03/08/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H