Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Nama Nyaris Terlupakan

16 Juli 2022   19:34 Diperbarui: 16 Juli 2022   19:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Jose@Pinterest.com

Sebuah Nama Nyaris Terlupakan

Menatap ke arah lautan lepas
di mana ombak kerap menghempas
buat luka kembali koyak dan terkelupas

Menyaksi camar yang pulang bergegas
bawa setangkup rindu beringas
di antara embus hela nafas

Ombak bergulung bawa buih
segara tak sungkan berbisik lirih
tak piawai sembunyikan awan sedih

Meski berjuta kisah tersimpan rapih
namun kalut tetap menindih
kuliti tubuh ingatan perih

Ombak nan liar berkejaran
kalbu laksana diguncang getaran
dan kenangan tak luput berseliweran

Tapak-tapak waktu di tubuh ingatan
sebuah nama nyaris terlupakan
ditelan karang kebinasaan

Andai dapat memutar waktu
ingin slalu kucumbu mata elangmu
dan kukecup lembut belah bibir sendu

Laut dan engkau adalahlah canduku
tanpa keduanya serasa beku
menjahit jelujur pilu

H 3 R 4
Jakarta, 16/07/2022
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun