Sebuah Nama Nyaris Terlupakan
Menatap ke arah lautan lepas
di mana ombak kerap menghempas
buat luka kembali koyak dan terkelupas
Menyaksi camar yang pulang bergegas
bawa setangkup rindu beringas
di antara embus hela nafas
Ombak bergulung bawa buih
segara tak sungkan berbisik lirih
tak piawai sembunyikan awan sedih
Meski berjuta kisah tersimpan rapih
namun kalut tetap menindih
kuliti tubuh ingatan perih
Ombak nan liar berkejaran
kalbu laksana diguncang getaran
dan kenangan tak luput berseliweran
Tapak-tapak waktu di tubuh ingatan
sebuah nama nyaris terlupakan
ditelan karang kebinasaan
Andai dapat memutar waktu
ingin slalu kucumbu mata elangmu
dan kukecup lembut belah bibir sendu
Laut dan engkau adalahlah canduku
tanpa keduanya serasa beku
menjahit jelujur pilu
H 3 R 4
Jakarta, 16/07/2022
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H