Perempuan di Atas Pelana
Ia duduk di atas pelana
genggam seutas tali kekang
ringkik kuda tak lagi mengikik
tampak tenang setenang air telaga
Diputuskannya tuk
rehat barang sejenak selepas
membelah tebal tirai kabut sepi
diperlintasan jalan teramat lengang
Takada riuh derap
tapak kaki kuda mencetak
jejak-jejak sang kelana di antara
kelebat liar dan nakal tarian deru debu
Telah amat jauh
perjalanan ditempuh
lintasi bebukit tandus di sela
seringai kuda haus mengendus
Ia seolah telah
menyatu seirama kuda
kelam tunggangannya iringi
berlari kencang dan sembunyi dari
Bayangan kesedihan
yang jadi hantu masa lalu
datang menghampiri menggedor
pintu ruang sepi yang tak berpenghuni
Di atas pelana
ia terus saja berkelana
tak hirau lelah rontokan raga
berlari sejauhnya hingga temui kata
E N O U G H !!!
H 3 R 4
Jakarta, 14/6/2022