Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kidung Nestapa Arunika

10 Juni 2022   10:25 Diperbarui: 10 Juni 2022   10:30 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kidung Nestapa Arunika

Mata masih digelayuti sembab
lebam masih menghiasi area netra
sungai air mata yang meleleh
belum sepenuhnya mengering
adapun sesayat luka masih menganga
derita nyata terpahat pada raut wajah
yang kerap disambangi nelangsa
yang acapkali dicumbui keparat duka
sejak saat itu tawa renyah Arunika
tak pernah terdengar lagi
seolah lenyap dibawa pergi
kawanan burung liar terbang tinggi
bola mata kian redup bak pijar lampu
nyalanya nyaris sekarat
di ujung luka tak kunjung terbebat
Arunika memeta jalan hidupnya
yang seakan penuh liku bak
tengah memasuki koridor
panjang nan teramat gelap
lintasi sesak isak serta mengeja
makna dalam kening hening yang
menjadikan diri tak ubahnya
sekedar samsak bernyawa
bukan seorang permaisuri
dalam rumah tangga
tangan-tangan kenyataan
buatnya rasakan tajam sembilu

H 3 R 4
Jakarta, 10/6/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun