Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Lorong Ketakutan

3 Juni 2022   22:23 Diperbarui: 3 Juni 2022   22:27 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Lorong Ketakutan

Ia masih enggan bersuara
mengawali cerita menguak tabir
perihal lebam pada sekujur tubuhnya

Sesekali tubuh didapati
bergetar hebat dan sepertinya
ia ingin sembunyi dari sesuatu yang

Menakuti dan tak hanya
buat hela nafasnya memburu
namun juga buatnya tak nyaman

Didekapnya erat boneka
seakan sedikit menghalau cemas
di antara gerigi traumatis nan beringas

Pikirnya masih berada
di lorong panjang ketakutan
buat ingin berlari sejauh mungkin

Aniaya atas diri mencipta
sesayat trauma di antara sela
luka-luka di jiwa memar yang tiada

Pernah akan memudar
meski tapak kaki waktu berlalu
dan mentari tetap dengan hangatnya

Di lorong ketakutan
kengerian tak kunjung enyah
meski masa terus saja mengunyah

Lebam tandamata
sebuah aniaya yang kan
diingatnya sepanjang usia

H 3 R 4
Jakarta,  03/06/2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun