Mengoyak Dinding Sejarah
Teriaklah yang lantang
meski di tengah parau
jadilah laksana
singa padang pasir
bukan malah terusir
di tanah moyang
Tunjukkan taring
di sela suara melengking
biarkan biji mata
congkak terbelalak
dan teruslah menyalak
mengoyak tebal bebal
Kelak gema suara
menggempur hingga hancur
kokoh tembok sejarah
milik para penjarah
yang nuraninya terajah
gurat nafsu serakah
Sejarah kan mencatat
sebuah nama dalam
geliat nadi pemberani
mati satu tumbuh seribu
pada prasasti waktu
yang terbujur kaku
Teriaklah yang keras
pada telinga nan tuli
pecahkan riuh gendang
tarian nafsu duniawi
dalam sehelai ironi
dibungkus miris hati
Niscaya aksi, reaksi serta
peluru kata kan melubangi
tembok-tembok arogansi
bak seutas nyali sembrani
yang liar menerjang buat
terjungkal amat fatal
Dinding sejarah senyap
di kaki masa yang terus merayap
H 3 R 4
Jakarta, 27/5/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H