Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan dan Berhala-berhala Kecantikan

18 Mei 2022   07:07 Diperbarui: 18 Mei 2022   07:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Gigi@Pinterest.com

Perempuan dan Berhala-berhala Kecantikan

Berkali-kali
wajah dipermak
hidung mblesek dibuat
mancung lagi melancip dan
terlihat kaku laksana seonggok
ranting pohon diletakan begitu saja

Bibir tak luput
disuntik filer agar
tampak amat sensual
meski terlihat berukuran
tak lazim bagaikan disengat
kawanan tawon hingga bengkak

Alis disulam
dilukis hingga tebal
permanen praktis dan
ringkas sehingga tak perlu
lagi sebatang pinsil alis meski
alis persis bak crayoon shincan

Kening disuntik
botox agar kulit tampak
tak kisut senantiasa kencang
dan takada lagi garis kerut merut
bagai sembunyikan usia nan tengah
diambang senja digerus sepatu masa

Bibir tak lupa
disulam hingga merah
bak kuntum mawar merekah
indah mengundang gairah jjiwa
dalam gerak bibir kian memesona
serasa inginnya dilumat lamat-lamat

Berkali-kali wajah
dilukai tajam pisau bedah
demi bentukan yang dirasa
paripurna ukuran dilihat dari
kaca mata dan sudut pandang
yang menilai dari tampilan dzahir

Kaum wanita
mencandu berat pada
berhala-berhala kecantikan
mendamba bentukan nan paling
paripurna yakni karya cipta-Nya
bukan hasil keset pisau bedah dan

Jelujur benang-benang
penopang kecantikan milik
kaum hawa sejatinya kecantikan
natural dan alami di atas segalanya
kecantikan dzahir takada bandingan
natural itu indah daripada hasil oplasan

H 3 R 4
Jakarta, 18/5/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun