Deru Bulldozer Melindas Sepatu Pembangunan Menggilas, Culas!
Siang yang tak ramah
memerah bulir keringat
tetes peluh merembes
tetesi sawah ladang
hingga di atasnya
benih padi tumbuh subur
dan kemudian menguning
dipupuk harap para petani
di sebidang tanah pengharapan
asa pun kuat tercetak
di nadi-nadi yang tak kenal letih
mencangkul ribuan mimpi
Namun sayang disayang
pemiliknya dibuat meradang
kebijakan tertuang pada secarik
rencana perihal.tata kota
menggusur dengan tamak
seolah petani hanya semak
yang dapat sesuka hati diinjak
seraya tolak pinggang
telinga mendadak tuli
di atas rintih erang
merobek mimpi mengubur
harapan perihal hidup sahaja
Tak lama deru Bulldozer
menggema gaduhkan suasana
mencodet segaris nelangsa
membobolkan tanggul kesedihan
bunga-bunga harapan layu
diinjak derap sepatu pembangunan
hingga satu persatu rata
digilas bulldozer rontokan
sekeping belas kasihan
mimpi tinggal mimpi dirampas
dan dikubur dalam-dalam
oleh perih kenyatan
Remah asa di pematang sawah
yang kini rata tak bersisa
hanya puing-puing mimpi
yang hancur lebur di antara
realita dalam-dalam mengubur
hingga mimpi pun menguap
takada lagi kaki-kaki telanjang
tercelup dijilat lumpur dingin sawah
sebagai tambang penghasilan
para petani bertudung canting
porinya mengucur deras bulir keringat
tak peduli panas menyengat
H 3 R 4
Jakarta, 9/5/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H