Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Pernah Duduk di Kursi Sepi

28 April 2022   18:26 Diperbarui: 28 April 2022   18:28 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : 591phoyography.com

Kita Pernah Duduk di Kursi Sepi

Kita pernah duduk di kursi
menatap ke luar jendela
menyaksi debu-debu
kenangan beterbangan
di semesta angan

Dan menatap hujan air mata
luruh dari kelopak langit
menetes dan merembes
ke celah hati lantas saling terdiam
membangun menara kesedihan

Hanya kepala-kepala kita
berisi pikir yang berkelana
tak berada pada tempatnya
sementara dua tubuh kita
duduk di kursi sepi telah tersedia

Kita pernah berusaha
menjaring angin yang leluasa
bergerak teramat bebas
meliuk di antara gerah
menyeka bulir resah

Namun sia-sia belaka
ia tak kuasa ditunggangi
terlebih dijaring dengan
selembar jala kecewa
yang telah koyak

Dan lagi-lagi hanya dapat
tertunduk lesu di malam-malam
yang acap kali gagu dibungkus sendu
pada sepasang netra sayu
serta sebongkah pilu di ruas kalbu

Kita pernah saling beradu pandang
menguliti sepi serta mengiris sunyi
dengan pisau hati yang nyaris
tumpul dan berkarat dijilat ngengat
melipat satu demi satu selimut rindu

H 3 R 4
Jakarta, 28/4/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun