Kupu-kupu Hitam Putih Hinggap di Bibir Pucat
Kupu-kupu Hitam Putih
hinggap di pucat bibir kehidupan
pada paras kota nan gemerlap
di malam nan liar menabuh bingar
Di suatu kota yang sejatinya
tak pernah tertidur lelap
yang nadi-nadi sepi mati ditikam
kebutuhan mendasar insani
Terbenam dalam lumpur
kental maksiat ditingkahi
bau busuknya aroma nanah dosa
sembari lalui kelamnya hari
Kupu-kupu hitam putih
menjejak dunia malam
dimatikan rasa di antara
tawa renyah mengunyah pil realita
Kepingan-kepingan bahagia
tak kunjung didapat yang ada
hanya seulas gincu kepalsuan
dihidup yang penuh kepura-puraan
Kupu-kupu hitam putih
terus terbang melanglang hingga
terkadang tak tau arah pulang
kian tersesat di dunia
Yang dianggapnya surga
di belantara nikmat
di hitam melumat dan tak ingat
ribuan bahkan jutaan dosa terbuat
H 3 R 4
Jakarta, 16/4/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H