Ibu Mendekap Hangat
Ibu mendekap hangat
kehangatannya mengalir
menelusup hingga pembuluh
nadi, sendi dan tulang sum-sum
dan meresap ke dalam relung hati
Ibu menatap tulus
sorot matanya nan halus
sehalus kasih yang acapkali
buat haus bak tengah mereguk
air dalam telaga bening kasihnya
Ibu tersenyum teduh
payungi dari sengat panas
dan teriknya matahari hidup
membuat keangkuhan merapuh
dan sebongkah jumawa melumer
Ibu tiada pernah
terbakar amarah hingga
nyalanya berapi-api berkobar
membesar lantas menghanguskan
dinding bangunan kasih sayangnya
Di telapak kakinya
pintu Surga terbuka lebar
dan di punggung lengannya
kucium dengan penuh takzim
di kedua lengan nan tengadahnya
Doa-doa khusyuk
di langitkan deras sederas
permata bening yang luruh dan
mencipta gerimis dalam derai tangis
ibu engkaulah muara kasih tiada batas
H 3 R.4
Jakarta, 01/04/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H