Ketika Camar Ukir Memoar
Angin kencang menampar
ikatan rambut terlerai
rok terkibas angin binal
hingga menggelepar
Aku masih berdiri
di depan pagar di antara
batang-batang besi melintang
seraya balik menatap jalang
Camar yang terbang
menukik dan seakan hendak
menyerang di antara kepak sayap
terbang melayang bak layang-layang
Camar ukir memoar
di antara debur ombak
menabrak karang berlubang
kenangan pun bergentayangan
Laksana hantu di ingatan
terus tertawa cekikikkan di riuh
rasa buat terpental pada
seutas rasa yang pernah ada
Camar ukir memoar tatkala
hati patah serasa limbung
bak lambung kapal pecah
dimana harap pun terbelah
Hanya camar sembuhkan memar
di deru ombak yang terkadang
mendatar namun sesekali
menggulung dan tak buat linglung
H 3 R 4
Jakarta, 28/03/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H