Usah Menangis Syeik
Betapa tajam pedang waktu
menggurat garis keriput
membuat coakan yang dalam
pada permukaan kulitmu
hingga tak sekencang dahulu
Betapa perjalanan kaki masa
menyepuh rambut di kepala
hingga helainya memutih seputih
warna peci bertengger di kepala
seraya menyeka air mata
Betapa perkasamu direnggut usia
bak beringsutnya jarum-jarum waktu
pada arloji tua yang setia melingkar
di lenganmu memahat jejak derap
sepatu waktu di bentang laju masa
Betapa lembar saputanganmu
teramat lembut menghapus
tetesan demi tetesan kesedihan
yang meresap hingga ke pori kain
perca-perca kesendirian
Usah menangis Syeik
tersenyumlah nikmati hidup
dipenuhi limpahan karuniaNya
yang tiada terhingga dalam lantunan
kepingan-kepingan doa dilangitkan
Di malam-malam hening
di kening yang tersungkur
tatkala insan lelap dalam dengkur
engkau terjaga mengetuk
di pintuNya dalam munajat panjang
H 3 R 4
Jakarta, 25/03/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H