Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedang Malaikat Kematian

1 Maret 2022   13:40 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:44 1893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Getty Images@Pinterest.com

Pedang Malaikat Kematian

Malaikat kematian berjubah kelam
mengendap-ngendap di balik
punggung nisan

Seraya membawa pedang kematian
di genggaman tapak lengan
dihunus nyawa

Hidup dan kehidupn insan hingga
ruh melayang beterbangan
tercerabut dari raga

Dan nadi-nadi berhenti berdenyut
jantung tak berdetak serta
kelopak mata pejam

Mulut tempat keluar rangkaian kata
tak berujar perihal apapun
terkatup dalam diam

Lalu segalanya terhenti menyisa
pahatan abadi di atas nisan
di gundukan tanah

Merah nan basah sebasah linangan
air mata di atas pusara dan
terpercik raut sendu

Seraya wajah tertunduk lesu menahan
isak pilu di dada yang sesak
bak diganduli batu

Pedang kematian terus memburu
selaras jarum waktu hingga
di batas waktu tertentu

Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 01/03/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun