Sepucuk Surat Lusuh dan Tujuh Tangkai Mawar Kuning
Sepucuk surat tak penah lagi terbaca
semenjak pintu tak pernah terbuka
entah kemana si empunya seakan
ia raib dan tak diketahui rimbanya
Sepucuk surat tetap terselip
pada tempatnya seperti
mengisyartkan suatu pertanda
menjadi pesan yang tak terbaca
Ia tampak lusuh dan kusam
diperam tangan-tangan masa
hingga sampulnya kumal
tersaput serpihan debu
Sepucuk surat tergolek menanti
lentik jemari mengoyak dan
menyobek tepian sampulnya
mengeluarkan lembarannya
Guna dibaca kandungan isi
pesan yang tersirat dalam diam
pada secarik kertas dan deret kata
serta untaian kalimat perihal
Sebentuk rasa yang tak kuasa
dijabarkan melainkan dngan
gurat tinta menjadi goresan rasa
yang mewakilkan isi jiwa
Dan tujuh tangkai mawar kuning
adalah perlambang tulus rasa
memberi dengan segenap hati
bunga-bunga nan indah yang
Niscaya mekar oleh waktu
dipeluk hangat mentari
serta diselimuti malam-malam sepi
sesepi nurani dalam pangkuan hening
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 19/02/2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI