Ranum Usia Berlari Menuju Garis Senja
Mematut diri di muka cermin
cermin tak secuil kuasa berdusta
perihal pahatan usia dikoyak masa
hingga jelang senja memintal benang asa
Betapa derap kaki masa
secepat itu merampas masa muda
mengukir kerut-merut di sudut mata
serta menyepuh helai rambut di kepala
Betapa ranum usia
terlampaui begitu saja
berlari menuju garis senja
seperti terengah dan tergesa
Bukankah hidup itu sendiri
tak ubahnya perlintasan sekedar
singgah barang sesaat menyeka penat
kemudian melangkah susuri bentang masa
Hingga habis usia tak dinyana
dan pelupuk mata pun pejam lelap
di ranjang waktu tidur dalam keabadian
hingga seuntai nama terpahat di batu nisan
Betapa singkatnya masa
buat terlena sejatinya fana
seketika terkesima dan menggema
tanya di dinding hati apa yang ku cari
Semunya telah dimiliki
sedang adakah tajam belati
syukur ku menghujam ke bumi
dan kepingannya tlah ku langitkan
Aku menghela nafas pelan
seiring sedih tertahan terbias
pada sepasang netra yang seketika
tampak berkaca-kaca luruhkan hujan
Hujan linangan air mata
dari sepotong jiwa yang tergugah
nuraninya tatkala menyadari betapa
tak terhingga nikmat dan karunia-Nya
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 19/01/2022