Penari Asap Meliuk di antara Sesap
Kepulan kelabu tipis
meliuk di ujung batang sigar
bak tubuh sintal milik sang penari
menari gemulai di irisan tembakau
dibungkus rapat selembar papir
kemudian merupa bara dan terbakar
Dua pasang netra menatap
ilusi dan fantasi dihembuskan
di antara lekuk asap nan tipis
ada kisah ironis perihal luka teriris
namun enggan tuk menangis
sebab isak tangis telah habis
Penari asap terus meliuk
dalam lekuk nan teramat molek
namun pabila sang penari dicolek
maka terberailah ia hingga lesap
menabrak dinding sebelum temui
lubang pada kisi-kisi jendela
Penari asap tak sungkan
menampakan dirinya tatkala
sebatang kretek disulut api
maka mulai menarilah ia
penghibur di tengah gamang
usir anak-anak sepi mendiami nurani
Penari asap kemunculannya
menjadi hiburan tersendiri
kala gundah menghampiri
dan resah pun menyambangi
sejenak lupakan sesayat nyeri pada
luka menganga yang tak jua dijahit masa
Gemulai gerak serta tubuh asap
yang melenting mencegah sinting
buat khayalan melangit tinggi
lantas enggan lagi menjejak ke bumi
demi nikmati setiap lekuk tubuh penari
yang terlahir dari rahim Imajinasi
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 30/12/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H