Sebulat Purnama Sekerat Gundah Gulana
Bulatan paling paripurna menuruni
susunana anak tangga malam
mengetuk kisi-kisi jendela sepi
lalu terdiam di muka jendela
Takada yang bertandang sudut ruang
serasa pengap sepi membekap
hanya sorot redup cahya rembulan
yang tak jemu beri pijar
Kendati tak seberapa terang
senyap menjalar merambat bak akar
melilit buat nafas sunyi kian tersengal
lalu tubuh sepi terkulai di dipan malam
Aku disandera ribuan
anak-anak sunyi membangun
pagar serta pilar di serambi hati
hingga kekosongan memayungi
Aku diamuk kecamuk
sekerat gundah gulana
serasa berkarat lekat buat
kerongkongan rasa tercekat
Lihat wajah purnama memucat
seakan tak dialiri darah sunyi
sebab sunyi telah digantung
di tiang pancang tertinggi
Sepi mencipta penjara jiwa
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 22/12/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H