Syair-syair yang Tak Pernah Padam
Malam...
hanya ditemani temaram cahaya lilin
yang apinya sesekali meliuk di ujung sumbu
berwarna kehitaman sepekat arang
netra belum jua pejam direjam kantuk
yang memagut lembut pelupuk
membawa raga lelap di pangkuan malam
peraduan senyap sesenyap rindu
yang hadir mengendap
Runcing pena menari di tepian malam
syair-syair yang tak pernah padam
ditoreh sang penyair yang kesepian
menggurat perihal sesaknya
nafas kerinduan di paru asa
yang dikembang kempiskan kenyataan
ia hanya mampu tergugu menahan
derita rindu yang getarkan kalbu
Inginkan sua melumat senyum
menyibak tirai kesepian
memeluk sedemikian erat
mengecup luka yang koyak
mengisi ruang hampa tak berpenghuni
memulas tembok warna pucat pasi
pada dinding hati yang serupa batu
lantaran peristiwa di masa lampau
Dan sejatinya baki tinta berisi
genangan rindu tak pernah kosong
runcing pena acapkali menggurat
larik-larik sendu di atas selaksa bisu
pada secarik puisi yang kian usang
menuntun ingatan menelusuri lorong masa
laksana rangkaian gerbong kereta
melibas bentang rel nan amat panjang
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 16/12/20211
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H