Pekat Merayap Mengendap di antara Senyap
Semesta sontak berjelaga
hitam pekat sewarna arang
baluri sekujur daksa cakrawala
Sesaat lagi atap langit kan
runtuhkan hujan dan tak kuasa
menahan berat beban air serapan
Maka menangislah kedua
biji bola matanya hingga sembab
memerah air mata bergulir menderas
Pekat merayap mengendap
di antara senyap tak ubahnya
siluman kegelapan kenakan jubah kelam
Sekelam jantung malam
di antara seringai halilintar
liar menyambar mencipta ingar bingar
Semesta seperti berkabung
dalam pekat yang berselubung
hingga rintik menitik merupa titik
Kemudian menjelma basah
di atas tanah merah dan liat
laksana dalam kubangan liang lahat
* ) GAS H-1
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 26/11/20211
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H