Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Muram Awan Suram

18 Oktober 2021   21:10 Diperbarui: 18 Oktober 2021   21:27 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit Muram Awan Suram

Langit bak dipenuhi bercak jelaga
berarak gumpalan payoda
di langit nan kelam
memahat muram

Wajah beton nampak kaku
basah selepas diguyur
hujan yang luruh
ke mayapada

Mencetak semburat dian
di senyapnya suasana
jelang malam saat
jemput impian

Pintu dan jendela tertutup
tiang listrik pun kuyup
lampu-lampu redup
daksa telungkup

Takada orang riuh lalu-lalang
meski sekedar mencetak
jejak tapak kaki di
bebal wajah aspal

Serasa enggan melangkah ke luar
dari pintu sebab hawa dingin
yang tak pandang bulu
keji menggigit

Semua seakan terlihat membeku
layaknya jiwaku yang turut
membeku selepas kau
yang selama ini

Menjadi selimut hati
melangkah pergi
dari hidupku

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 18/10/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun