Irama Sexophone
Irama Sexophone mengalun lembut seakan membuai dan memanja telinga, kupejam mata ikuti arah suara.
Memagut jiwa puaskan dahaga sukma dan perlahan aku pun terantuk, lalu terjerembab di sebongkah krikil masa.
Menapaki lorong waktu yang serasa tak berujung dan memiliki batas tepi, dan aku disekap ribuan rasa sunyi.
Irama sexophone nan syahdu mendayu bangunkan melankolia yang lama, terbaring lelap di ranjang waktu.
Peraduan sunyi dan irama sepi seakan
menuntunku menapaki anak tangga, yang membawaku pada rindu.
Kerinduan yang membuncah dan ingatan pun liar mengembara tak terarah, menyambangi negeri antah berantah.
Dan aku serasa terbius tatkala jemari masa menyibak tirai masa lalu, memahat jejakmu di prasasti keabadian rasa.
Irama sexophone gentarkan jiwa membeku hingga serupa tebing curam bermahkota runcing di atasnya.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 04/09/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H