Beralas Selembar Kardus dan Nurani Kering Tandus
Dua bocah kecil kumal dan dekil
tertidur pulas beralas
selembar kardus
Di sisi anak tangga dilalui para
pejalan kaki dengan
langkah tergesa
Ada yang sekedar menoleh lalu
bersikap acuh tak acuh
kemudian pergi
Selintas lalu tanpa bawa serta
setangkup rasa singgah
menghuni bilik jiwa
Nurani yang tawar lagi hambar
tak secuil pun tergetar
pada anak-anak
Asuhan rembulan dan rimba beton
berkeliaran di kolong langit
tak seorang meraih
Namun ada pula yang sorot mata
menyimpan seberkas iba
mengetuk nurani
Membuka pintu-pimtu welas asih
sesungguhnya empati belum
sepenuhnya mati
Dikubur dalam-dalam dan ditimbun
reruntuhan puing-puing
rasa tak peduli
Hingga sepotong nurani laksana
menjelma makam sunyi
berisi bangkai hati