Mereka yang Berada di Antara Aroma Anyir dan Tetes Darah Mengalir
Di lorong nan sempit berjajar
perempuan-perempuan tangguh
berusia paruh baya penopang roda
ekonomi keluarga yang tak kenal lelah
gigih dan lillah menjemput rezeki dariNya
Berjibaku dengan kerasnya hidup
ditemani baki-baki berisi ikan segar
hasil tangkapan dari laut aneka rupa
guna dijajakan di pasar-pasar tumpah
demi memenuhi kebutuhan utama keluarga
Berjualan di lapak seadanya
tanpa meja tempat mengeksekusi
ikan-ikan dagangannya ditimbang
di atas neraca kemudian dibersihkan
dari sisik-sisik yang lekat di tubuh ikan
Para penjaja ikan telah
mengakrabi aroma anyir yang
bagi sebagian orang memicu mual
mereka terbiasa membeset perut ikan
isinya sontak terberai teteskan getih segar
Tak jarang pakaian yang
mereka kenakan terpercik darah
serta aroma amis amat menyengat
dan kepingan sisik ikan pun turut lekat
di tubuh-tubuh perempuan perkasa dengan
Menggenggam golok-golok
tajam miliknya guna sedianya
memotong-motong tubuh ikan nan
melintang di atas permukaan talenan
yang mulai legok lantaran tebasan yang
Tak terhingga dihujamkannya
hingga tubuh ikan terpotong hingga
menjadi beberapa bagian dibuang sirip
serta insangnya tak lupa juga helai sisik
hingga ikan-ikan segar akhirnya dikemas
Dan dimasukan ke dalam plastik
lengan-lengan yang terampil dan
cekatan bergelut dengan amis serta
darah segar yang mengalir dari perut
ikan yang terburai adalah pundi rupiah
Mereka yang berada di antara aroma anyir serta tetes darah segar mengalir
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 01/09/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H