Saatnya Gantung Sarung Tinju
Tak terhitung pertandingan
demi pertandingan
ring-ring yang sejatinya menjadi
saksi bisu memahat
kemenangan dan kekalahan
Arena yang penuh riuh sanjungan
dalam gegap gempita
di mana sang jawara di elu-elukan
seiring sabuk emas
kemenangan tersemat di pinggang
Seakan buat mabuk kepayang dan
tenggelam dalam euforia
sebab telah berhasil menyabet gelar
dan tumbangkan lawan
hingga tak berkutik, Knock Down!
Berbanding lurus barisan yang kalah
terjerembab meringkuk
di sudut ring dihujani pukulan bertubi
hingga pelipis pun sobek
luka berdarah-darah penuhi wajah
Menyisa lebam di sana sini dalam
dera payah nan lemah
bahkan sulit tuk bangkit kembali
lantaran limbung
hingga tersungkur dan terkapar
Tak terhingga pukulan bersarang
di perut dan di kepala
di atas arena laga mematik angkara
dalam kilatan bola mata
yang sejatinya ingin lumpuhkan lawan
Saatnya gantung sarung tinju
tak melulu lengan
harus selamanya mengepal
membentur kepala
ribuan kali bahkan tak terhingga
Sebelum saraf-saraf didera
parkinson syndrome
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 25/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H