Bening Nurani Manis Empati
Tubuh ringkih lantaran
buruk gizi hanya terdiri dari
tulang belulang dibungkus kulit
Kulit  legam sewarna arang
berdiri agak limbung lantaran
tubuh kurangnya keseimbangan
Kaki-kaki sebagai kuda-kuda
guna pijakan tatkala melangkah
tampak terlihat amat sangat ringkih
Bobot tubuh amatlah ringan
sehingga adakalanya berjalan pun
terlihat limbung bak tubuh perahu kayu
Yang oleng dihempas sapuan
keras gelombang datang menerjang
bernasib tak ubahnya centang perenang
Tulang iga bertonjolan keluar
sebagai penopang tubuh kedua kaki
terlihat kurus dan mengecil bentukan
Sungguh tak proporsional
lantaran kurangnya asupan
gizi serta nutrisi yang bermanfaat
Sontak seketika runtuhkan langit iba
menggempur tembok partisi membatasi
membuat kelenjar air mata jadi berfungsi
Menitikkan Bulir-bulir beningnya
hingga tanggul kesedihan pun bobol
mencipta deras hujan air mata tercurah
Lahap Ia menyeruput
sebotol air mineral kemasan
disodorkan dari jari-jemari
Seorang perempuan dengan
seluruh tubuh serta lengan terajah
runcing ujung jarum-jarum mesin tatto
Tubuh legam lagi dekil kurus
tak mengenakan barang sehelai baju
raut muka kusut masai lagi tersaput debu
Kaki telanjang tanpa
selembar alas kaki berjalan
tertatih dan terhuyung-huyung
Ah betapa beningnya
sekerat nurani milik insani
yang sudi berbagi melerai derita
Betapa manisnya Empati
merupa buah nan ranum lagi matang
bergelantung di rindang pohon kehidupan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 18/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H