Di Kibar Bendera Gema Lapar masih Membahana
Di atas langit bendera berkibar
membelah angkasa gencar
ditatap mata nanar
Di tiang bambu biasa dipakai
guna menjemur pakaian
hingga mengering
Diambilnya sebatang bambu serta
diraihnya lipatan bendera
diikatkan ke ujung
Hingga bendera terpasang
bendera lusuh warnanya
terlihat telah pudar
Lama menghuni lemari sebab
dipasang setahun sekali
tatkala momen 17-an
Selebihnya selembar bendera
dibiarkan teronggok bisu
di ambal lemari kayu
Dengan kondisi terlipat
mencetak gurat.pada
sehelai tubuhnya
karena tertimpa bertumpuk
pakaian serta beberapa
potong baju lainnya
Saling tumpang tindih semrawut
pucat pasi sepucat susunan
gerbong kereta masa
Kendati sehelai tubuhnya.tak
setajam semula tatkala
belum dilumat  panas
Belum disirami deras
jarum-jarum air
dari mata langit
Belum disaput serpihan debu
lekat pada uzur sehelai
tubuhnya nan lapuk
Kibar bendera telah melewati
pasang surut gelombang
hidup dan kehidupan
Di kibar bendera seakan
teriakan gema lapar
masih membahana
Merdeka tapi belum merdeka
dari rasa lapar yang
menggeragoti
Perut-perut mereka kaum
yang tak berpunya
dililit oleh getir
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 17/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H