Pagi yang Riuh di mana Doa-doa dilagitkan
Di altar sembahyang
asap kelabu tipis meliuk menari
di antara nyala stanggi disulut api
menyeruak silir aroma harum mewangi
Di antara kedua tapak
lengan saling terkatup khusyuk
melangitkan rapalan doa-doa suci
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Pagi menyeduh perlintasan
doa-doa dilangit harapan insan
harapan senantiasa hidup berdenyut
di nadi-nadi waktu yang pasti beringsut
Seiring nyala bara di ujung dupa
serta helai demi helai kelopak bunga
luruh dan terserak di ruas tubuh bentala
kepingan doa pun riuh penuhi beranda pagi
Di langit pagi, siang, petang dan
malam menggantung doa dinaikan
melewati susunan anak tangga sekerat
harapan milik insan penghuni mayapada
Pagi bening sebening bulir embun
tersemat lekat di sela-sela nurani
tersaji di serambi pagi teduhkan hati
enyahkan seiris syakwa sangka dalam diri
Dalam riuh perlintasan doa
silir bayu berhembus perlahan
resapkan sepotong kedamaian
di antara sebatang dupa terbakar
Merah Membara
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 11/08/2021