Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masih Ada Ceria Serta Sekeping Tawa Riang di Ladang Sampah

9 Agustus 2021   06:23 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:20 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Dennis Villegas/Flickr.com

Masih Ada Ceria serta Sekeping Tawa Riang di Ladang Sampah

Tawanya lepas
seakan tak miliki beban
sementara sang orangtua
sungsang sumbal guna cukupi
kebutuhan hidup hari ke harinya

Kepala jadi kaki dan
kaki jadi kepala segala cara
ditempuh guna bertahan hidup
di tengah keras gempuran realita
meski sangat jauh dari kata cukup

Melainkan pas-pasan
bahkan kerap kekurangan
namun bukankah hidup harus
terus laju tak berpangku tangan
mengharap belas kasihan oranglain

Meski kehidupan serba sulit
sukarnya mencari lembar duit
tak serta merta jatuh dari langit
perah asinnya bulir-bulir keringat
di antara panas nan terik menyengat

Masih ada sekeping tawa riang
di antara lantang sebuah dendang
ditingkahi wajah bersemu lagi tersipu
masih ada senyum mengembang di bibir
nan mungil lagi ranum milik bocah-bocah

Yang kedua orangtuanya
pengais barang-barang bekas
lungsuran tak terpakai di antara
Ladang-ladang sampah tempat kotor
lagi dikelilingi bau tajam di penciuman

Masih ada bias tawa riang
mendarat dan membentur pada
berat berkarung-berkarung harap
demi sekepal butir nasi disuap lahap
di atas wajah pertiwi tak menyisakan

Lapangan kerja bagi
ayah-ayah mereka dan
sang ayah terpaksa harus
putar otak serta perah keringat
guna penuhi tuntutan hidup keluarga

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 09/08/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun