Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasib Tragis Embun Ditikam Belati Panas

6 Agustus 2021   06:41 Diperbarui: 6 Agustus 2021   06:48 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Pixabay.com

Nasib Tragis Embun ditikam Belati Panas

Bulir-bulir embun bagai kristal bening
memahkotai dedaunan nan hijau
memberinya sehelai gaun
bersulam kemilau
cantik nian

Indah bias cahaya tertempa surya maka berpendarlah ia kian mempertegas
anggun nan nyata dalam
sebuah paripurna
ciptaan-Nya

Embun bak serpihan mutu manikam
bertengger semarakan sehelai
daun menyulapnya dari
sahaja menjelma
mewah rupa

Namun keindahan yang tersaji dan
terpampang pada sepasang
netra bersifat sesaat dan
tak berlangsung lama
dikudeta panas

Serpihan kaca tercecer di tubuh daun
yang lamat-lamat dibunuh panas
dilumat dengan sorot bengis
hingga bulir embun pun
tewas seketika

Menelanjangi tubuh yang tanpa dihiasi
mahkota terihat amat polos rupa
dengan garis tulangnya
berbentuk menyirip
dan melancip

Panas menyorot garang merampas
mahkota indah yang tersemat
hingga mahkota pun raib
menguap lantaran
habis masanya

Begitu nasib embun dari masa ke masa
jatuh terjerembab hingga pecah
berderai di bentala lalu
ditikam ribuan
belati panas

Nasib tragis bulir embun yang acpkali
dikudeta panas bara surya
hingga lenyap tak
berwujud
rupa

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 06/08/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun