Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sentuhan Lengan Ibu Hadirkan Cita Rasa Tertentu

3 Juli 2021   13:32 Diperbarui: 3 Juli 2021   13:36 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : The Kitchen McCabe@Pinterest.com

Sentuhan Lengan Ibu Hadirkan Cita Rasa Tertentu

Ibu berkutat di dapur yang minimalis ditemani alat-alat dapur sebagai penunjang kerja. Ibu sedianya kembali mengkencani mangkuk, loyang, spatula dan oven bakaran.

Hari demi hari tak jemu Ibu berkutat di dapur, dengan beraneka ragam bahan baku pembuat kue. Seperti tepung terigu, telur, pengembang, margarin dan lainnya.

Lengan ibu amatlah cekatan dalam membuat adonan, telur dikocok hingga mengembang dan menjadi buih serupa awan putih nan padat dan tak jatuh terjerembab.

Margarin dilelehkan hingga mencair merupa warna kuning keemasan nan teramat cantik layaknya emas 24 karat dengan kemilau berpendar membuat mata silau.

Terigu diayak hingga hanya menyisa endapan serbuk nan halus dan lembut. Sehalus tutur bahasa ibu beri suri tauladan, serta selembut kasih ibu pada buah hatinya.

Adonan pun diaduk hingga semua bahan tercampur rata, akhirnya mencipta rongga tempat keluar udara. Agar kue buatan ibu tak bantet, melainkan paripurna.

Ibu dan kue-kue buatannya hadirkan cita rasa tertentu, diolah dengan bahan sederhana. Namun soal rasa tak kalah nikmatnya hingga akhir gigitan.

Ibu dan kue-kue buatannya menyaji kehangatan yang merekatkan, hasil olah tangan-tangan nan piawai. Tak henti memanja lidah disetiap potongan.

Sepotong cake buatan ibu sungguh tiada dua berpadu aroma serta miliki tekstur teramat lembut. Ingin mencicipi lagi dan lagi seakan tiada henti layaknya candu.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 03/07/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun