Arca-arca menatap beku
tersaput serpihan debu waktu
di pelataran masa menyibak
selubung tirai masa lalu
Barisan para serdadu terkurung
dinding hening rahim waktu
mematung di antara koridor
menuju alam keabadian
Yang ada hanya sepenggal senyap
di antara lembab pudarkan cerah
hingga merupa warna tanah
seiring sejumput rapuh
Arca-arca diam mematung
berdiri tegak berjajar
saksi bisu sebuah tonggak kuasa
milik Raja nan digdaya
Memahat beku di antara
wajah-wajah teramat kaku
sekaku derap sepatu waktu
menginjak-injak tubuh bentala
Arca-arca beraroma debu
debu-debu milik masa lampau
tertoreh dalam tembok sejarah
menjadi prasasti abadi
Tak lekang oleh laju zaman
perihal tinggi sebuah peradaban
dalam sebongkah bebatuan
menjelma keabadian seiring
Sentuhan lengan-lengan sang Arkeolog
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 8 Mei 2021 | 15:37
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H