Sepi Menggantung di Tiang Kayu
Sepi menggantung dan berayun-ayun
di tiang kayu, ditebas pedang waktu dikuliti kelam yang bisu.
Remang cahaya jatuh dan pecah di aspal berpendar samar, di antara bulan separuh menatap nanar.
Jubah kelam terhampar tilam sepi selimuti wajah bumi tengah tertidur lelap. Dalam ranjang waktu.
Semesta sewarna arang gelap tanpa kerlip gemintang lenyap, di balik awan pekat tak kasat mata.
Dersik bayu menderu menyapa tubuh-tubuh lelah bertahta, merasuk sela pori mendekap dalam gigil.
Pijar lampu di tiang kayu dengan nyala membuat sepet mata, sebab nyala hanya 5 watt saja.
Sendiri nikmati sepi di hamparan sunyi di pelataran malam diserambi kelam dalam selubung senyap.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 05 Maret 2021 | 22:57
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H