Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepi Menggantung di Tiang Kayu

5 April 2021   22:58 Diperbarui: 5 April 2021   23:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Unsplash.com

Sepi Menggantung di Tiang Kayu

Sepi menggantung dan berayun-ayun
di tiang kayu, ditebas pedang waktu dikuliti kelam yang bisu.

Remang cahaya jatuh dan pecah di aspal berpendar samar, di antara bulan separuh menatap nanar.

Jubah kelam terhampar tilam sepi selimuti wajah bumi tengah tertidur lelap. Dalam ranjang waktu.

Semesta sewarna arang gelap tanpa kerlip gemintang lenyap, di balik awan pekat tak kasat mata.

Dersik bayu menderu menyapa tubuh-tubuh lelah bertahta, merasuk sela pori mendekap dalam gigil.

Pijar lampu di tiang kayu dengan nyala membuat sepet mata, sebab nyala hanya 5 watt saja.

Sendiri nikmati sepi di hamparan sunyi di pelataran malam diserambi kelam dalam selubung senyap.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 05 Maret 2021 | 22:57

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun