Pada Sebuah Gerbong
Pada sebuah gerbong memeta hiruk pikuk manusia didalamnya, duduk di deret kursi penumpang yang seyogyanya membawa menuju stasiun pemberhentian berikutnya.
Seraya menatap keluar jendela di antara deru roda-roda, menggesek lempeng baja dengan bebatuan kerikil sebagai peredam getaran tubuh kereta serta rangkaian.
Gerbong nan memanjang melintas diatasnya berlarian kemudian menyapa, diiringi suara gemuruh menabuh telinga serta hempaskan kepulan debu tebal pada ekor kereta baja.
Dalam sebuah gerbong terdapat denyut nadi kehidupan penumpang, dengan beragam tujuan dan berbagai kepentingan. Seakan telah menyatu dalam ruang dan waktu.
Kesemua telah terjadwal dalam buku waktu di antara, menit-menit yang berlalu tatkala rangkain gerbong melaju perlahan kemudian berkejaran dan melibas bantalan rel.
Dalam sebuah gerbong merekam keseharian wajah-wajah layu, didera keras kehidupan sekeras tubuh kereta baja. Namun tetap menjalani hidup kendati tertatih-tatih.
Mencetak raut muka riang, sendu, sedih, gembira, bahkan tanpa ekspresi sama sekali. Memahat di dinding-dinding serta jendela kaca kereta baja. Dan selalu berulang.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 02 Maret 2021 | 21:38
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI