Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tenggelam

4 Februari 2021   07:27 Diperbarui: 4 Februari 2021   08:35 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenggelam

Riuh kecipak air seiring
dihentakannya anggota tubuh
hingga kepala timbul tenggelam

Air tertelan dan masuk
kedalam lubang hidung
serta rongga pernafasan

Semakian liar ia
melakukan pergerakan
kian tenggelam lebih dalam

Beberapa saat lalu
lamat-lamat masih terdengar
teriakan minta pertolongan

Masih terlihat pula lambaian
tangan kian melemah
sementara seluruh tubuh

Terbenam di dalam air
hingga akhirnya tenaga
terkuras lantaran teramat lelah

Maka tenggelamlah
ia ke dasar air tak ubahnya
bebatuaan padat yang

Tak kuasa merapung
mencapai permukaan
guna menghirup udara

Hingga akhirnya suasana hening
tak ada kecipak air disertai
semburan buihnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun