Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebilah Belati Menari di Malam Sunyi

31 Januari 2021   17:47 Diperbarui: 31 Januari 2021   17:51 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Unsplash.com

Sebilah Belati Menari di Malam Sunyi

Hutan Beton kerap diisi
lalu lalang orang dengan
benak menghitam menanti
di lorong-lorong sunyi

Dengan sorot mata tajam
menatap laksana seekor
gagak hitam terbang
di langit kelam malam

Seakan beri pertanda
dalam selintas fiirasat
perihal pertikaian yang
menumpahkan darah

Bak kerumunan kelelawar malam
seolah tengah mengadakan
pesta kecil bagi kaum tersisihkan
menunggu mangsa di sudut gelap

Laksana kijang kecil
terperangkap tiada berdaya
meronta-ronta ingin keluar
dari sergapan tangan durjana

Dan lacur apa terjadi
sebilah belati menari
dan lagi-lagi keluar
dari sarang si empunya

Tikam belati membabi buta
mengoyak arteri memutus nadi
hingga menggelepar meregang nyawa
di atas aspal dengan isi perut terburai

Dan seketika wajah aspal
bersimbah darah segar
disertai anyir terbawa silir angin
berhembus seperti hela nafas terakhir

Yang habis!

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 31 Januari 2021 | 17:47

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun