Penghujung Desember, Almanak Berguguran dan Kabut Pandemi
Tanggalan dalam Almanak
berguguran bak serpihan
helai demi helai dedaunan
yang sudah menguning luruh
pertanda telah menua
Satu persatu tanggalan
demi tanggalan tumbang
laksana batang pepohonan
digigir gergaji masa hingga
tiba dipenghujungnya
Desember yang basah
oleh hujan air mata
desember yang torehkan
luka yang tak terperi
serasa pedih mengiris Alteri
Desember yang diselimuti
nyata-nyata kabut pandemi
tak kasat mata menghantui
bukan hanya sekedar mimpi
teriak mengaduh seperti
Tatkala lengan dicubit
menjerit lantaran sakit
desember yang acapkali
penuh kejutan tak terduga
menorehkan aneka rupa warna
Pada kanvas kehidupan
desember suram
penuh lika-liku curam
lagi berselimut kabut pandemi
membuat menutup mulut-mulut ini
Kumenyaksi tanggalan
dalam almanak berjatuhan
diinjak derap kaki masa
menempel disepatu waktu
yang serasa kian hari kian beku
Desember kelabu
desember pilu
desember yang sesaat lagi
kan berganti kusobek
lembarannya dengan jemari
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 26 Desember 2020 | 19:40
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H